Rabu, 04 Desember 2013

merindukannya

aku merindukannya lagi dan lagi
tak pernah bisa berhenti, entah apa yang mencanduku
tak bisa lepas darinya
anak manusia yang membuat rela menangis
bersama waktu yang terhempas
desir angin membuatku takut kehilangannya
walaupun aku tak pernah memilikinya, tak pernah bisa menggapainya
hanya diam dan sakit
yang bisa aku rasakan
hanya seperti terusuk bulir jarum
ketika rindu ini
tak bisa disampaikan
hanya luka yang aku sembunyikan bersama
waktu

tak pernah ada

aku berhjarap hari ini berakhir
begitupun esok
tak pernah ada
aku tidak pernah tahu
bagaimana cara ,elihat dari sisimu
aku tidak pernah paham
dengan apa yang telah terjadi
dalam hidupku
semua mengalir seperti air yang tak berujung
desir lembut ilalang membangunkanku
menyadarkakku dan memngangkatku
dari ketenggelamanku dari segala harapan
harapan yang bercermin semu
hanya memantul tapi tak pernah nyata
hanya ilusi air
di padang gurun yang gersang

"Hujan ku"

hai hujan, apa kabar?
sudahkah kau sapa ia pagi ini?
aku titipkan rinduku bersamamu
agar ia merasakan embun rindukuku
yang kuselipkan bersamamu, hujan
hai hujan, jika ia menangis
temani tangisnya
agar ia tak merasa sendiri
hai hujan hapus langkahku dijalnnya
agar ia bisa hidup dengan semestinya
agar ia lupa bagaimana eksistensiku di dalam hidupnya
hai hujan terima kasih
kau telah mengantarku dalam tidurku yang paling dalam
yang tak dapat diselami oleh apapun
kecuali ilahi
hai hujan sampaikan salamku
kepada mereka yang sedang tersesat agar kembali
agar mereka siap kapan eksistensi mereka akan hilang
hai hujanku, selamat tinggal
aku akan merindukan harummu
harum tanah basah yang slalu ,elekat bersamamu